Mengenal Risiko Sistematis dan Non Sistematis dalam Dunia Investasi

Dalam dunia investasi, risiko merupakan hal yang tak bisa dihindari. Sebagai seorang investor, tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga harus memahami risiko yang terkait dengan investasi. Terdapat dua jenis risiko dalam investasi, yaitu risiko sistematis dan non sistematis. Apa perbedaan antara kedua risiko tersebut? Berikut penjelasannya.

Pengertian Risiko Sistematis dan Non Sistematis

1. Risiko Sistematis

Risiko sistematis adalah risiko pasar yang umum dan berlaku untuk semua investor dalam pasar modal. Risiko ini tidak dapat dihindari oleh para investor. Penyebab risiko sistematis biasanya adalah faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi harga saham di pasar saham global.

Banyak orang menyebut risiko sistematis sebagai risiko beta, yang digunakan untuk mengukur volatilitas antara return pasar dan return sekuritas. Risiko sistematis dapat terjadi jika ada berita atau peristiwa serentak yang menyebabkan harga saham turun.

Risiko sistematis bersifat eksternal, artinya tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan atau korporasi. Oleh karena itu, risiko ini juga disebut sebagai risiko pasar. Dalam dunia investasi, risiko sistematis sering terjadi. Risiko ini tidak dapat dikendalikan atau dihindari, namun perusahaan harus melakukan penelitian dan antisipasi terhadap risiko ini untuk meminimalkan dampak negatif jika terjadi.

Sebagai investor, Anda harus melakukan diversifikasi untuk meminimalkan risiko sistematis. Misalnya, jangan hanya fokus pada satu perusahaan saja, tetapi lakukan investasi pada berbagai jenis perusahaan di sektor yang berbeda, seperti sektor konsumsi dan pertanian. Dengan cara ini, jika terjadi risiko sistematis pada satu sektor investasi, Anda masih memiliki investasi di sektor lainnya.

2. Risiko Non Sistematis

Risiko non sistematis merupakan risiko yang terkait dengan saham tertentu dan dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi. Contoh risiko non sistematis adalah kegagalan kinerja, risiko manajemen, dan risiko finansial.

Sebagai contoh, ada seorang investor yang melakukan investasi di suatu perusahaan. Ternyata, perusahaan tersebut mengalami masalah di manajemennya, seperti korupsi atau penggelapan uang. Hal ini menyebabkan harga saham perusahaan tersebut turun dari waktu ke waktu.

Risiko seperti ini bisa diminimalkan dan dihindari jika sebagai investor kita memahami profil perusahaan yang akan kita investasikan. Kita perlu mengetahui rekam jejak dari direksi dan manajemen perusahaan tersebut. Dengan cara ini, kita dapat menghindari membeli saham perusahaan yang tidak memiliki prospek baik. Penting untuk berhati-hati dalam memilih perusahaan tempat kita berinvestasi, agar tidak mengalami risiko non sistematis.

Demikianlah penjelasan mengenai risiko sistematis dan non sistematis. Semoga penjelasan ini dapat menambah pemahaman Anda dalam dunia investasi dan bermanfaat bagi Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *